KEDUDUKAN MANUSIA DALAM
ALAM SEMESTA
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan
Islam
Dosen Pengampu : Moh. In’ami, M.Ag.
Disusun Oleh :
1.
Alfiyani Noor : 110361
2.
Anwar : 110371
3.
Muhajir : 110375
4.
Zahrotun Nafisah
: 110378
SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI KUDUS
TARBIYAH / PAI
TAHUN 2012
I.
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna. Sejarah
penciptaan manusia di mulai dari Adam dan Hawa, yaitu manusia pertama yang
menghuni bumi. Bumi diciptakan dengan tatanan kerja yang teratur, rapi dan
serasi. Demikianlah alam semesta ini diciptakan, tentunya dengan hukum-hukum
yang berlaku, yang mana selanjutnya akan diserahkan kepada manusia untuk
dikelola, dipelihara dan dijaga dengan sebaik-baiknya.
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya, bahwa manusia diciptakn
untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Tentu ini merupakan tugas dan tanggung
jawab yang amat sangat berat sekali, tapi di samping itu Allah juga membekali
manusia dengan berbagai potensi-potensi yang bisa dijadikan penunjang dalam
menjalankan amanat tersebut. Untuk lebih jelasnya tentang kedudukan manusia
dalam alam semesta, maka akan di bahas dalam makalah ini.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Proses Penciptaan Manusia?
2.
Apa
Tujuan dan Tugas Hidup Manusia?
3.
Apa
Implikasi Konsep Manusia dalam Pendidikan Islam?
III.
PEMBAHASAN
A.
Proses
Terjadinya Manusia
Dalam al-Qur’an ditemukan gambaran yang membicarakan tentang proses
penciptaan manusia. Peristiwa penciptaan manusia itu sendiri di jelaskan dalam
surat al-Hijr ayat 28-29 :
øÎ)ur tA$s% y7/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) 7,Î=»yz #\t±o0 `ÏiB 9@»|Áù=|¹ ô`ÏiB :*yJym 5bqãZó¡¨B ÇËÑÈ #sÎ*sù ¼çmçF÷§qy àM÷xÿtRur ÏmÏù `ÏB ÓÇrr (#qãès)sù ¼çms9 tûïÏÉf»y ÇËÒÈ
Artinya :28.
dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,29. Maka apabila aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud.
Firman Allah pada surat
al-Mukminun ayat 12-16 :
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$# ÇÊÍÈ §NèO /ä3¯RÎ) y÷èt/ y7Ï9ºs tbqçFÍhyJs9 ÇÊÎÈ ¢OèO ö/ä3¯RÎ) tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# cqèWyèö7è? ÇÊÏÈ
Artinya
: 12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).14. kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.15. Kemudian, sesudah
itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.16. Kemudian,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
Dari ayat tersebut, ayat pertama menjelaskan tentang proses
penciptaan manusia dan ayat yang kedua terdapat penjelasan tentang proses
perkembangan manusia sejak berada dalam kandungan, kehidupan di dunia, hingga
hancurnya jasad dan kemudian akan di bangkitkan kembali dialam akhirat.
Al Ghazali memahami uraian diatas menurut pandangannya, bahwa
manusia itu terbentuk dari unsur yang sifatnya berbeda, yakni : bentuk luar
yang disebut jasad dan wujud dalam hati yang disebut dengan ruh.[1] Kedua
unsur tersebut mempunyai sifat yang berbeda, tetapi keduanya memiliki hubungan
yang sangat erat untuk membentuk makhluk yang sempurna, yang mana satu dengan
yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Munurut Al-Ghazali bahwasanya manusia walaupun nantinya antara jasadnya dan jiwanya akan
dipisahkan, akan tetapi keduanya akan bersatu kembali di hari kebangkitan.[2]
Demikianlah penjelasan dari Al-Ghazali mengenai penciptaan manusia.
B.
Tugas
dan Tujuan Hidup Manusia
a.
Tugas
sebagai Khalifah
Tugas manusia didunia ini adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia diciptakan Allah sebagai pengemban amanah.
Dimana terdapat penjelasan dalam surat ar-Ahzab ayat 72 yang artinya :
Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia
itu Amat zalim dan Amat bodoh.
Diantara amanat yang dibebankan kepada manusia adalah dengan
memakmurkan kehidupan dibumi. Yang terdapat dalam surat Huud ayat 61, yang
artinya :
Dan
kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726],
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya
Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." Karena amat mulianya manusia sebagai makhluk Allah, maka manusia
diberi kedudukan sebagai khalifah di bumi. Firman-Nya terdapat dalam surat
al-Baqarah ayat 30, yang artinya :
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Salah
satu hal terpenting dari kekhalifahan manusia di bumi adalah pentingnya
kemampuan untuk memahami alam semesta, tempat manusia hidup dan menjalankan
tugasnya. Dan untuk dapat memahaminya, Allah menganugerahkan kepada manusia
dengan berbagai potensi.[3]
b.
Tujuan
hidup sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)
Konsep ini lebih cenderung mengacu pada tugas manusia sebagai hamba
Allah. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian diri sepenuhnya kepada
Allah dengan penuh keikhlasan. Jika konsep ini dapat diraih dengan baik, maka
manusia akan selalu bersikap tawadhu’, tidak sombong, dan senantiasa
menjalankan apa yang diperintahkan Allah.
Islam menegaskan bahwa apapun yang dikerjakan manusia hidup, maka
itu bisa disebut ibadah, yang mana pekerjaan itu semata-mata hanya ditujukan
untuk mencari ridho Allah. Seperti halnya belajar, bekerja dan yang lainnya,
itu akan dinilai ibadah apabila dalam melakukan hal itu semata-mata hanya untuk
mencari ridho Allah.[4]
C.
Implikasi
Konsep Manusia dalam Pendidikan Islam
Menurut Ali Ashraf, pendidikan Islam tidak akan dapat dipahami
secara jelas tanpa terlebih dahulu memahami penafsiran Islam tentang
pengembangan individu seutuhnya.[5]
Ada dua implikasi dalam hubungannya dalam pendidikan Islam :
1)
Manusia
adalah makhluk yang terdiri dari dua komponen (jasad dan ruh). Maka konsepsi
itu mengarah ke pengembangan dari komponen-komponen tersebut. Ini berarti bahwa
setiap sistemm pendidikan Islam harus dibangun atas konsep Qalbiyah dan
‘Aqliyah sehingga mampu menciptakan manusia yang yang pintar secara intelektual
dan terpuji secara moral. Jika kedua komponen itu dipisahkan dalam konsep
pendidikan Islam, maka sama artinya dengan kehilangan keseimbangan yang tidak
akan pernah bisa berjalan secara beriringan yang bisa membentuk insane-insan
yang sempurna.
2)
Al-Qur’an
menjelaskan fungsi penciptaan manusia yaitu sebagai khalifah dan ‘abd. Dan
untuk melaksanakan itu semua manusia sudah dibekali dengan seperangkat potensi.
Dalam hal ini, pendidikan Islam harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
manusia secara maksimal sehingga dapat diwujudkan dalam hal nyata. Yang mana
akan bermanfaat bagi diri, lingkungan maupun masyarakat luas, baik sebagai
khalifah maupun ‘abd.[6]
IV.
KESIMPULAN
Ø Dalam Al-Qur’an, Allah
telah menjelaskan tentang penciptaan manusia dalam beberapa ayat-Nya secara
jelas, walaupun masih terdapat beberapa perbedaan pendapat tentang hal
tersebut. Akan tetapi pada intinya bahwasanya manusia terdiri dari dua unsure
yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antara yang satu dengan yang
lainya yakni, unsur luar yang berbentuk jasad dan wujud dalam hati yang berupa
ruh.
Ø Secara garis besar tugas dan tujuan hidup manusia ada 2 macam,
yaitu :
1.
Tugas Sebagai Khalifah di muka
bumi.
2.
Tugas dan Tujuan Hidup Sebagai
‘Abd (Pengabdi) kepada Allah.
Ø Ada dua implikasi konsep manusia dalam hubungannya dengan
pendidikan Islam :
1.
Manusia adalah makhluk yang terdiri dari dua
komponen (jasad dan ruh). Maka konsepsi itu mengarah ke pengembangan dari
komponen-komponen tersebut.
2.
Al-Qur’an menjelaskan fungsi penciptaan manusia
yaitu sebagai khalifah dan ‘abd. Dan untuk melaksanakan itu semua manusia sudah
dibekali dengan seperangkat potensi
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Apabila terdapat
kekurangan mohon dimaafkan yang sebesar-besarnya. Mohon bantuan untuk kritik
dan saran untuk lebih membangun kami, supaya kedepan bisa lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Samsul Nizar, Filsafat pendidikan islam,Jakarta : Ciputat Pers.
Ø Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka
Progresif, 1989,
Ø Muhammad Yasir Nasution, Manusia Menurut al-Ghazali, Jakarta
: CV Rajawali, 1988.
Ø Al-Ghazali, Kimia Sa’adah, terj. Haidar Bagir, Mizan,
Bandung, 1990.
[1]
Al-Ghazali, Kimia Sa’adah, terj. Haidar Bagir, Mizan, Bandung, 1990,
hal.11
[2]
Muhammad Yasir Nasution, Manusia Menurut al-Ghazali, Jakarta : CV
Rajawali, 1988,hal.92
[3]Samsul
Nizar, Filsafat pendidikan islam, Jakarta : Ciputat Pers, hal.18
[4]
Ibid, hal.20
[5]
Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Progresif,
1989, hal.1
[6]
Op.cit, hal.22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar